Skandal Dokter Iril: Ratusan Ibu Hamil Trimester Akhir Jadi Korban

Kasus dugaan tindak asusila yang dilakukan oleh dokter kandungan Muhammad Syafril Firdaus, atau yang dikenal sebagai Dokter Iril di Garut, terus menjadi sorotan publik. Kesaksian mantan asistennya yang bekerja pada tahun 2023, mengungkapkan detail mengejutkan mengenai modus operandi dan skala kejahatan yang dilakukan Dokter Iril.

Menurut kesaksian yang diunggah ulang oleh akun Instagram @drmita.spkk, Dokter Iril tidak sembarangan memilih korbannya. Ia memiliki preferensi tertentu, dan tidak semua pasien menjadi korban pelecehan seksual.

Kecurigaan terhadap perilaku Dokter Iril sebenarnya sudah lama muncul di kalangan staf dan perawat klinik tempatnya bekerja. Sebagai upaya pencegahan, pihak klinik bahkan sampai memasang CCTV di ruang praktik. Namun, tindakan ini terbukti tidak efektif untuk menghentikan aksi Dokter Iril.

Modus Operandi Dokter Iril yang Terstruktur

Mantan asisten tersebut memperkirakan jumlah korban Dokter Iril lebih dari 100 orang. Ia sendiri mengaku menjadi korban hanya beberapa minggu setelah mulai bekerja. Dokter Iril bahkan terus menghubunginya dan menunggunya di depan rumah sakit hingga membuat mantan asistennya ketakutan.

Baca Juga :  Dua Libur Nasional April 2025: Siap-siap Nikmati Long Weekend!

Namun, setelah mengetahui latar belakang mantan asistennya sebagai mantan asisten dokter spesialis kandungan senior di Garut, Dokter Iril menghentikan pendekatannya. Hal ini menunjukkan bahwa Dokter Iril mungkin lebih berani melakukan aksinya kepada pasien yang dianggapnya lebih rentan.

Dokter-dokter lain di lingkungan kerja Dokter Iril juga sempat memperingatkan mantan asistennya agar berhati-hati. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi buruk Dokter Iril sudah cukup dikenal di lingkungan profesinya.

Sasaran Utama: Ibu Hamil Trimester Dua dan Tiga

Mayoritas kasus pelecehan terjadi di klinik, bukan di rumah sakit. Dokter Iril secara spesifik menargetkan wanita hamil trimester dua dan tiga sebagai korbannya. Kondisi kehamilan pada trimester tersebut memberikan kesempatan bagi Dokter Iril untuk melakukan kontak fisik ke area perut bagian atas dekat dada.

Baca Juga :  Jakarta Sambut Pendatang Baru: Terbuka, Namun Dengan Persyaratan Tertentu

Pada trimester satu, kontak fisik ke area tersebut lebih sulit dilakukan, sehingga hal tersebut mungkin menjadi salah satu faktor penentu pilihan korbannya.

Pendekatan Melalui Media Sosial dan Tawaran USG Gratis

Dokter Iril memulai pendekatan kepada korbannya melalui media sosial. Ia memulai percakapan ringan tentang tempat wisata dan kuliner di Garut untuk membangun hubungan dan kepercayaan. Setelah itu, ia akan terus merespon unggahan pasien dan merayu mereka dengan tawaran USG gratis.

Korban yang tertarik akan diminta datang pada jam praktik terakhir tanpa perlu mendaftar seperti biasa. Mereka hanya perlu mengatakan bahwa mereka sudah memiliki janji pribadi dengan Dokter Iril.

Baca Juga :  RUU KUHAP: Ancaman Mematikan Kebebasan Pers dan Demokrasi Indonesia

Staf Klinik Diperintah Pulang Lebih Awal

Yang lebih mengejutkan, staf klinik yang biasanya mendampingi pasien selama pemeriksaan justru diperintahkan pulang lebih awal oleh Dokter Iril. Dengan demikian, Dokter Iril dapat melancarkan aksinya tanpa pengawasan.

Kesaksian ini menunjukkan bahwa tindakan Dokter Iril bukan hanya insiden tunggal, melainkan tindakan yang terencana dan sistematis. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan yang ketat terhadap praktik dokter dan perlindungan terhadap pasien.

Tindakan Hukum yang Diharapkan

Publik berharap pihak berwenang mengambil tindakan tegas dan cepat terhadap Dokter Iril untuk mencegah terjadinya korban baru. Proses hukum yang transparan dan adil sangat penting agar keadilan ditegakkan dan kepercayaan publik terhadap profesi medis tetap terjaga.

Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya peningkatan kesadaran dan perlindungan bagi pasien, serta perlunya mekanisme pelaporan yang mudah dan aman bagi korban pelecehan seksual di lingkungan medis.

Investigasi yang menyeluruh dan komprehensif sangat diperlukan untuk mengungkap seluruh jaringan dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di: