PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Tragedi Garut: 13 Jiwa Raga Tewas Akibat Ledakan Amunisi, TNI AD Selidiki

Tragedi ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 09.30 WIB, telah menewaskan 13 orang. Insiden ini menimbulkan duka mendalam bagi TNI Angkatan Darat dan masyarakat Garut. Pemusnahan amunisi yang seharusnya berlangsung aman, justru berujung maut.

Ledakan terjadi saat tim sedang menyusun detonator di salah satu lubang penghancuran amunisi afkir. Dua lubang sumur lain sebelumnya berhasil diledakkan tanpa insiden. Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan intensif TNI AD.

Korban Tewas: Prajurit dan Warga Sipil

Korban tewas terdiri dari empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil. Para prajurit yang gugur adalah Kolonel Antonius Hermawan (Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD), Mayor Andarohanda (Kasi Administrasi Pergudangan Gupusmu III), Kopda Heri Proambodo, dan Pratu Aprio Heriawan. Keempatnya merupakan prajurit yang berdedikasi tinggi.

Baca Juga :  Sanksi Pedas! Produk Halal Berbahan Babi, Usut Tuntas Pelaku

Sembilan warga sipil yang menjadi korban adalah Agus, Ipan, Anwar, Iyus, Yusrizal, Toto, Rustiawan, dan Endang. Identitas lengkap dan informasi lebih lanjut mengenai para korban sipil masih dalam proses pengumpulan data. Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk.

Kronologi dan Investigasi

Menurut keterangan resmi Kadispenad, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, proses pemusnahan amunisi telah mengikuti prosedur keamanan yang berlaku. Tim telah menempati posisi masing-masing, dan pengecekan personel serta lokasi telah dilakukan sebelum proses pemusnahan dimulai.

Baca Juga :  Sekolah Rakyat: Inovasi Pendidikan, Lepas Stigma Anak Miskin Tahun 2025 Valid

Lokasi pemusnahan amunisi merupakan lahan milik BKSDA Garut yang selama ini rutin digunakan untuk kegiatan serupa. Lokasi tersebut juga dianggap jauh dari pemukiman warga. Namun, investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti ledakan, termasuk kemungkinan adanya kelalaian atau faktor teknis lainnya.

Kondisi Lokasi dan Langkah Selanjutnya

Saat ini, lokasi kejadian masih disterilkan karena dikhawatirkan masih terdapat bahan berbahaya yang belum aman. TNI AD berkoordinasi dengan aparat terkait untuk memastikan keamanan lingkungan sekitar. Proses sterilisasi dan investigasi masih berlangsung.

TNI AD menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban, khususnya para prajurit yang gugur saat menjalankan tugas. Proses identifikasi korban dan penyelesaian administrasi terkait sedang dilakukan.

Faktor yang Mungkin Mempengaruhi Ledakan

Beberapa faktor potensial yang dapat diselidiki lebih lanjut meliputi: kondisi amunisi afkir itu sendiri (misalnya, tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dari perkiraan), prosedur penanganan detonator, kondisi lingkungan (misalnya, cuaca ekstrem yang mungkin mempengaruhi stabilitas amunisi), dan faktor manusia (misalnya, kesalahan manusia dalam pelaksanaan prosedur). Investigasi yang teliti sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Baca Juga :  Tragedi Lapas Muara Beliti: DPR Desak Revolusi Total Tata Kelola Pemasyarakatan

Selain itu, penting untuk mengevaluasi secara menyeluruh prosedur pemusnahan amunisi yang ada. Apakah ada celah keamanan yang perlu diperbaiki? Apakah pelatihan dan peralatan yang digunakan sudah memadai? Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab secara transparan dan komprehensif.

Kejadian ini menyoroti pentingnya keamanan dalam penanganan amunisi, baik yang masih aktif maupun afkir. Standar keamanan yang ketat dan pelatihan yang memadai bagi personel yang terlibat dalam pemusnahan amunisi sangat penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan. Transparansi dalam proses investigasi juga krusial untuk membangun kepercayaan publik.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI