TNI AL Pimpin Latihan Penyelamatan ASEAN: Indonesia Kuasai Panggung Maritim Regional

TNI AL Kirim Tim Medis ke Pelatihan Internasional di Thailand, Perkuat Kerja Sama Maritim ASEAN

Di tengah meningkatnya ancaman krisis maritim global, TNI Angkatan Laut (TNI AL) menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat pertahanan dan kerja sama regional. Langkah terbaru adalah pengiriman tim medis militer ke Thailand untuk mengikuti Maritime And Aquatic Life Support (MALS) International Course 2025. Pelatihan internasional bergengsi ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 5 hingga 7 Agustus 2025, di Sattahip, Thailand. Keikutsertaan ini menunjukkan keseriusan TNI AL dalam meningkatkan kapabilitas dan kerja sama di bidang maritim.

Pelatihan MALS 2025 diselenggarakan oleh Royal Thai Navy dengan dukungan ASEAN Center of Military Medicine (ACMM). Yang menarik, untuk pertama kalinya, kursus ini dibuka untuk perwakilan negara-negara ASEAN. Sebanyak 20 delegasi dari berbagai negara turut berpartisipasi, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan semakin eratnya kerja sama antarnegara ASEAN dalam menghadapi tantangan maritim bersama. Partisipasi Indonesia diwakili oleh empat perwakilan terbaik dari Korps Kesehatan TNI AL.

Baca Juga :  Ibadah Dibubarkan Paksa Sukabumi: Trauma Mendalam Ancam Korban

Keempat perwakilan TNI AL tersebut adalah Letkol Laut (K) dr. Eko Wahyudi, Sp.An; Letkol Laut (K) dr. Abdul Haris, Sp.BS., M.Tr. Opsla; Mayor Laut (K/W) Fariska Dwi Septarina, STr.Keb; dan Lettu Laut (K) dr. Wilson Bastian. Mereka memiliki keahlian dan pengalaman yang mumpuni di bidang kedokteran maritim. Kehadiran mereka diharapkan dapat meningkatkan kapasitas personel militer Indonesia dalam penanganan situasi darurat di laut.

Pelatihan ini bukan hanya teori di kelas, tetapi juga praktik lapangan yang intensif. Para peserta dihadapkan pada simulasi penyelamatan yang realistis, mulai dari teknik bertahan hidup di laut (sea survival), penanganan korban tenggelam, hingga evakuasi medis menggunakan berbagai metode. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan kecepatan berpikir, kerja sama tim, dan ketangkasan dalam situasi tekanan tinggi. Hal ini sangat krusial dalam operasi penyelamatan di laut yang seringkali membutuhkan respon cepat dan tepat.

Baca Juga :  Sanksi Pedas! Produk Halal Berbahan Babi, Usut Tuntas Pelaku

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menekankan pentingnya partisipasi TNI AL dalam kegiatan internasional seperti ini. Beliau melihat pelatihan MALS 2025 sebagai langkah strategis dalam memperkuat diplomasi militer dan strategi pertahanan non-konvensional. Pernyataan Kasal ini menegaskan komitmen TNI AL dalam memperluas jejaring kerja sama internasional untuk menghadapi berbagai ancaman maritim modern.

“Partisipasi dalam ajang internasional, khususnya yang mendukung strategi pertahanan non-konvensional melalui diplomasi militer, sangat penting,” ujar Laksamana TNI Muhammad Ali. Pesan ini menunjukkan pentingnya kerja sama internasional sebagai strategi kunci dalam menjaga keamanan maritim.

Melalui pelatihan ini, TNI AL bukan hanya meningkatkan kemampuan personelnya, tetapi juga memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama regional dalam penanganan bencana dan insiden laut menjadi semakin solid. Hal ini menegaskan peran aktif Indonesia dalam menjaga stabilitas dan keamanan maritim di kawasan. Indonesia diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam inisiatif-inisiatif kerja sama maritim regional.

Baca Juga :  CPNS PPPK 2023: Rahasia Skor Tertinggi Jabatan Umum dan Pengelola

MALS International Course 2025 menjadi bukti nyata bahwa diplomasi dapat dilakukan di berbagai bidang, termasuk melalui latihan dan kerja sama praktis. Di balik gelombang laut dan simulasi penyelamatan, terjalin kekuatan kolaboratif yang mempererat solidaritas dan kerja sama antarbangsa. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memperkuat perannya sebagai negara maritim.

Dengan mengikuti MALS International Course 2025, TNI AL telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam membangun kesiapsiagaan maritim. Pelatihan ini telah memperluas wawasan personel, meningkatkan kapabilitas medis militer, dan memperkuat kerja sama antarnegara ASEAN. Kesiapan dan kecepatan bertindak adalah kunci dalam menghadapi krisis maritim yang tak terduga. Indonesia perlu terus meningkatkan kemampuannya di bidang ini untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di: