Ribuan umat Islam dari seluruh Indonesia memadati Masjid Istiqlal pada Minggu malam, 10 Agustus 2024. Mereka berkumpul untuk mengikuti Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang diselenggarakan oleh JATMA Aswaja. Acara ini diselenggarakan seminggu sebelum peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia.
Awalnya, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir. Namun, karena ada agenda di Bandung, beliau berhalangan hadir. Ketidakhadiran Presiden tidak mengurangi antusiasme para jamaah yang tetap khusyuk berzikir. Jamaah terlihat memadati area Masjid Istiqlal, bahkan hingga ke luar selasar utama. Zikir akbar ini dilaksanakan setelah salat Isya.
Zikir dipimpin oleh Ketua Umum JATMA Aswaja, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. Suasana khidmat menyelimuti acara tersebut, menunjukkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam rangka memperingati hari kemerdekaan. Acara ini bukan sekadar zikir biasa, melainkan juga bentuk ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia.
Sekjen JATMA Aswaja, Helmy Faishal Zaini, menjelaskan bahwa zikir merupakan perwujudan cinta kepada agama dan tanah air. “Usia kemerdekaan ini anugerah tersendiri, bagi kami bersama 50 ribu jemaah yang hadir,” jelas Helmy. Menurutnya, cinta tanah air merupakan bagian integral dari keimanan.
Pemilihan Masjid Istiqlal sebagai lokasi acara juga sarat makna. Masjid Istiqlal, selain sebagai simbol kemerdekaan (Istiqlal berarti kemerdekaan dalam bahasa Arab), juga menjadi simbol toleransi beragama karena letaknya berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta. Hal ini menegaskan nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
“Ini adalah Masjid bersejarah. Simbol dari toleransi, simbol dari nasionalisme,” ujar Helmy menambahkan. Acara Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara ini juga turut mengundang tokoh-tokoh agama lain untuk memperkuat pesan persatuan dan kerukunan.
Melalui Ikrar Bela Negara, Helmy mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berkomitmen menjaga Pancasila dan NKRI sebagai kesepakatan final bangsa. “Pesan berikutnya, terus membangun kohesi sosial di masyarakat,” tegas Helmy. Hal ini penting untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa yang dapat muncul dari berbagai faktor, seperti ekonomi, politik, dan budaya.
Menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia, Helmy berharap negara semakin hadir di tengah masyarakat. JATMA Aswaja menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas sejumlah program pro-rakyat, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih. “Kami memandang ini bagian dari afirmasi agar yang menikmati berbagai macam pembangunan ini tak sedikit orang. Tetapi juga dinikmati banyak orang,” pungkas Helmy. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat persatuan bangsa.
Selain itu, acara ini juga menjadi momentum untuk memperkuat rasa nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan umat Islam. Partisipasi ribuan jamaah menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan. Zikir bersama ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama dan memperkokoh persatuan Indonesia. Kehadiran tokoh-tokoh agama dari berbagai latar belakang juga menjadi simbol nyata toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.