Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis lalu. Kunjungan tersebut tak hanya sekedar kunjungan biasa, namun juga menjadi bukti nyata komitmen beliau dalam memajukan perekonomian kerakyatan, khususnya di daerah perbatasan.
Salah satu agenda penting kunjungan tersebut adalah peninjauan pameran yang menampilkan proses hilirisasi komoditas jagung pakan dan produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat. Presiden Prabowo tampak antusias melihat langsung berbagai inovasi yang dipamerkan.
Presiden Prabowo secara khusus mengunjungi stan milik Kabupaten Bengkayang yang mengangkat tema “Peningkatan Nilai Tambah Jagung Melalui Diversifikasi Produk”. Di stan tersebut, ditampilkan beragam produk olahan turunan jagung, mencapai 11 jenis. Hal ini menunjukkan potensi besar komoditas jagung yang selama ini mungkin belum tergali secara maksimal.
Hilirisasi Jagung: Dari Pakan Menjadi Produk Konsumsi
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang, Yulianus, menjelaskan bahwa produk-produk yang dipamerkan meliputi keripik jagung, dodol jagung, hingga sirup jagung. Keberagaman produk ini cukup mengejutkan Presiden Prabowo. “Beliau agak sedikit terkejut ternyata jagung bisa menjadi keripik, bisa menjadi dodol, dan bisa menjadi juga sirup, dan beliau langsung tertarik untuk membeli,” ujar Yulianus.
Keberhasilan hilirisasi jagung ini membuktikan bahwa komoditas pertanian bukan hanya sekadar bahan baku, tetapi juga dapat diolah menjadi produk-produk bernilai tambah yang lebih tinggi. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku UMKM, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong diversifikasi produk pertanian dan mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah. Dengan mengolah jagung menjadi berbagai produk, nilai ekonomisnya meningkat signifikan, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Dukungan Presiden Prabowo Terhadap UMKM Bengkayang
Presiden Prabowo memberikan apresiasi dan pesan positif kepada tim pameran dan pelaku UMKM Bengkayang. “Pesan dari Pak Presiden untuk kami, silakan dikembangkan, kemudian secara langsung untuk mengenai pengembangan komunitas jagung Pak Presiden mungkin langsung berpesan kepada Pak Menteri langsung dari terkait dengan masalah apa rencana untuk di Kabupaten Bengkayang,” jelas Yulianus.
Dukungan Presiden Prabowo ini sangat berarti bagi para pelaku UMKM. Dorongan untuk terus mengembangkan produk dan inovasi menjadi suntikan semangat yang luar biasa. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan lebih konkrit dalam bentuk akses permodalan, pelatihan, dan pemasaran produk-produk UMKM.
Selain itu, upaya pemerintah dalam membina dan memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM menjadi faktor penting untuk keberhasilan program hilirisasi ini. Dengan begitu, UMKM dapat berkembang pesat dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional.
Teknologi Bioteknologi Pertanian: Menuju Swasembada Jagung dan Kedelai
Kunjungan Presiden Prabowo tidak hanya fokus pada UMKM, tetapi juga menyoroti inovasi teknologi di bidang pertanian. Beliau berdialog langsung dengan Prof. Ali Zum Mashar, inovator teknologi bioteknologi pertanian.
Prof. Ali menjelaskan terobosan teknologi yang memungkinkan Indonesia mencapai swasembada jagung dan kedelai dalam waktu dua tahun. “Presiden sangat puas sekali, sangat antusias, dan bilang bahwa ini ya, janji ya 2 tahun sama Pak Menteri Pertanian dan Pak Kapolri swasembada kedelai. Oke, janji 2 tahun ya, dikerjakan,” ujar Prof. Ali.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya memaksimalkan dan menyebarluaskan terobosan teknologi ini ke seluruh Indonesia. Beliau menginginkan agar hal ini dijadikan gerakan nasional menuju swasembada pangan berbasis inovasi teknologi. “Jadi petani jangan dibiarkan begitu aja, tidak ada pendamping, di sini sudah ada pendamping, pemodal, alsintan, mekanisasi yang semua itu akan membantu petani untuk mendapatkan kesejahteraannya dan pendapatannya yang wajar dan sesuai dengan haknya,” tambah Prof. Ali.
Penerapan teknologi bioteknologi pertanian merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia. Dengan teknologi yang tepat, Indonesia berpotensi untuk mengurangi ketergantungan impor dan mencapai swasembada pangan.
Secara keseluruhan, kunjungan Presiden Prabowo ke Bengkayang menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mendorong ekonomi kerakyatan melalui industrialisasi pertanian dan pemberdayaan petani serta UMKM. Dukungan pemerintah, baik dalam bentuk kebijakan maupun pendampingan, sangat krusial untuk keberhasilan program ini dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah perbatasan.