Finlandia dikenal dunia sebagai kiblat pendidikan berkualitas tinggi. Sistem pendidikannya yang inovatif seringkali menjadi rujukan banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, penerapan sistem tersebut di Indonesia, khususnya untuk anak usia dini, memerlukan penyesuaian yang cermat. Apakah sistem Finlandia benar-benar cocok diterapkan di Indonesia?
Pertanyaan ini menjadi inti diskusi panel “Bringing The Right to a Safe and Playful Childhood” di Lillipods Preschool, BSD, Tangerang. Inkeri Aimonen, CEO HEI Schools and Lillipods HQ Representative, menekankan bahwa tujuannya bukanlah mentransplantasi sistem Finlandia secara utuh, melainkan mengadopsi ide dan kurikulumnya.
“Kurikulum dan ide yang dibawa dari Finlandia tentu saja disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, karena tentu tanpa adaptasi, sistem yang kami bawa tidak akan berhasil di Indonesia,” jelas Aimonen. Penyesuaian ini krusial untuk keberhasilan penerapan sistem tersebut. Bahasa pengantar tetap Bahasa Indonesia, agar anak tidak kehilangan akar budaya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Metode pendidikan Finlandia menekankan pembelajaran alami. Anak-anak diajak belajar sambil bermain, sebuah pendekatan yang menjadikan proses belajar menyenangkan dan efektif. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan di mana bermain menjadi wahana utama pembelajaran.
Dua faktor kunci keberhasilan pendidikan anak adalah guru dan orang tua. Aimonen menggambarkan peran guru bukan sebagai penentu, melainkan sebagai pemandu. “Untuk mendapatkan guru yang berkualitas, maka diperlukan pelatihan, pengajaran, dan selalu memotivasi mereka. Mau tidak mau, kita harus berinvestasi pada pendidikan para guru,” tegasnya.
Keterlibatan orang tua juga sangat penting. Komunikasi intens antara sekolah dan orang tua dibutuhkan untuk memahami perkembangan anak secara holistik. Informasi yang saling dibagikan memungkinkan pemberian treatment yang tepat sasaran bagi setiap anak.
Arthalia Larsen, Co-Founder and Academic Advisor of Lillipods Indonesia, menambahkan bahwa metode bermain (playing based method) merupakan pendekatan terbaik untuk anak usia dini. “Dalam bermain anak bisa belajar berbagai hal. Kita bisa belajar dari Finlandia. Terbukti efektif untuk pengajaran anak usia dini. Efisien dan fun untuk anak-anak,” tuturnya.
Kurikulum Finlandia dipilih karena mampu menyeimbangkan aspek bermain dengan pencapaian tujuan akademis. Ini menjawab tantangan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus efektif. Lillipods Preschool menerapkan kurikulum ini dengan mengajarkan enam mata pelajaran esensial: bahasa, angka, ilmu pengetahuan dan lingkungan, seni dan budaya, olahraga, dan pelatihan skill sosial dan emosional.
Terkait kelanjutan pendidikan setelah lulus dari sekolah yang menerapkan kurikulum Finlandia, Arthalia menjelaskan bahwa anak tidak harus melanjutkan ke sekolah yang serupa. “Sebenernya, tidak harus. Untuk sekolah lanjutannya bisa ke mana saja, karena kami mendidik anak-anak usia dini untuk mampu beradaptasi. Termasuk dengan sekolah mereka selanjutnya,” ujarnya.
Lillipods Preschool at The Icon BSD, yang baru saja diresmikan, menerima siswa usia 2 hingga 6 tahun. Sekolah ini menawarkan program Preschool, After School Care, dan Care Club dengan jam operasional hingga pukul 18.00. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi orang tua yang bekerja. “Kami memahami tantangan orang tua yang bekerja, sehingga menyediakan fleksibilitas, dan akses ke sekolah anak usia dini yang berkualitas unggul,” jelas Co-Founder and Business Director Lillipods Indonesia.
Penerapan sistem pendidikan Finlandia di Indonesia memang menjanjikan, namun keberhasilannya bergantung pada adaptasi yang tepat, investasi pada guru berkualitas, dan kolaborasi yang erat antara sekolah dan orang tua. Dengan pendekatan yang tepat, sistem ini berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia.