Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya peningkatan kapasitas fiskal Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) guna mencapai kemandirian dan keunggulan kampus. Hal ini disampaikan dalam Kuliah Umum Civitas Academica dan Praja IPDN Pusat dan Regional di Balairung Rudini IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Tito menyatakan keprihatinannya terhadap ketergantungan IPDN pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia khawatir jika APBN mengalami pengurangan, maka anggaran IPDN juga akan berkurang. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan fiskal IPDN menjadi sangat krusial untuk menjamin keberlangsungan dan peningkatan kualitas pendidikan.
Sebagai lembaga pendidikan kedinasan strategis di bawah Kementerian Dalam Negeri, IPDN perlu memiliki daya tahan fiskal yang kuat. Diversifikasi sumber pendanaan menjadi kunci untuk mendukung inovasi program dan pengembangan infrastruktur kampus. Hal ini akan memastikan IPDN dapat terus mencetak pemimpin masa depan yang berkualitas.
Pentingnya Diversifikasi Pendapatan IPDN
Mendagri Tito Karnavian menyoroti perlunya peningkatan sarana dan prasarana IPDN, terutama asrama yang dinilai belum ideal. Sebagai lembaga pendidikan yang mencetak pemimpin masa depan, IPDN harus memiliki infrastruktur yang memadai dan mencerminkan kewibawaan.
Ia mengapresiasi upaya efisiensi dan optimalisasi anggaran yang telah dilakukan IPDN, namun menekankan pentingnya strategi jangka panjang untuk memperkuat kemandirian fiskal. Strategi tersebut meliputi peningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pengembangan skema badan layanan umum (BLU).
Salah satu langkah yang disarankan adalah menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah melalui program pelatihan atau sertifikasi yang difasilitasi IPDN. “Pak Rektor, Pak Halilul seide dengan saya, yaitu untuk mendapatkan pendapatan melalui PNBP atau BLU. Badan Layanan Umum, Pendapatan Negara Bukan Pajak, dengan kemampuan (yang dimiliki), memanfaatkan kemampuan spesifik IPDN,” ujar Mendagri.
Optimalisasi Aset dan Kerja Sama Strategis
Tito juga mendorong optimalisasi aset IPDN dan penguatan kerja sama dalam pelatihan, riset terapan, serta kolaborasi dengan mitra strategis. Kemitraan yang baik dengan jejaring alumni dan dukungan melalui corporate social responsibility (CSR) juga sangat penting untuk mendukung peningkatan kapasitas fiskal.
Mendagri menekankan bahwa peningkatan kapasitas fiskal IPDN merupakan kontribusi nyata dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. “Kalau ada ide-ide untuk menambah [kapasitas fiskal], menutupi kekurangan, keterbatasan anggaran dari CSR, boleh saja,” tegas Tito.
Penguatan Kurikulum dan Daya Saing Global
Selain aspek fiskal, IPDN juga terus memperkuat kurikulumnya. Para dosen terus dibekali dengan standar pedagogik, kompetensi, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja pemerintahan. Dengan dukungan pemerintah dan perbaikan internal berkelanjutan, IPDN diharapkan tidak hanya unggul di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di tingkat global.
Tito berharap IPDN menjadi perguruan tinggi unggulan yang dikenal publik. “Saya ingin melihat IPDN ini menjadi lebih maju, tidak hanya (biasa), jangan sampai tenggelam. Harus menjadi salah satu sekolah pendidikan tinggi unggulan. Unggulan dikenal publik,” harapnya.
Secara keseluruhan, pidato Mendagri Tito Karnavian memberikan arahan yang komprehensif bagi IPDN untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai kemandirian. Implementasi strategi diversifikasi pendapatan, optimalisasi aset, dan penguatan kerja sama akan menentukan keberhasilan IPDN dalam mewujudkan visinya sebagai lembaga pendidikan tinggi unggulan di tingkat nasional dan internasional.
