Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tengah dilanda gejolak menyusul terungkapnya dugaan korupsi dalam proyek ambisius pengadaan Wifi di pelosok desa, komunitas, dan pasar tradisional. Proyek yang digagas oleh Bupati Kustini Sri Purnomo ini diduga telah merugikan negara hingga miliaran rupiah.
Polresta Sleman, bergerak cepat menyelidiki kasus ini. Tim Reserse Kriminal, seperti detektif dalam film laga, membongkar aliran dana proyek multiyears yang diduga “siluman” ini. Anggaran fantastis yang dialokasikan, mencapai Rp 3,2 miliar pada tahun 2022 dan Rp 5,37 miliar pada tahun 2023, kini menjadi sorotan utama.
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, menyatakan kegeramannya atas kasus ini. Ia menegaskan bahwa ini bukan sekadar penggelapan biasa, melainkan kejahatan kerah putih yang merugikan negara. Proses penyidikan melibatkan puluhan saksi, termasuk Kepala Diskominfo Sleman, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), penyedia jasa, dan penerima manfaat.
Jejak Uang Rakyat: Mencari Jarum di Tumpukan Jerami
Penyidik menghadapi tantangan dalam mengungkap kasus ini. Beberapa saksi kunci sempat menghilang menjelang Lebaran, membuat proses penyelidikan sempat terhambat. Namun, penyidik terus berupaya mengungkap kebenaran. Polresta Sleman bahkan menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DIY untuk melakukan audit investigasi mendalam.
AKP Riski mengungkapkan bahwa temuan awal telah dipaparkan kepada BPKP, dan mereka meminta penyelidikan lebih lanjut. Proses audit ini diibaratkan seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, menandakan kompleksitas dan besarnya pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengungkap seluruh kerugian negara.
Hasil audit investigasi BPKP sangat dinantikan. Hasilnya akan menjadi penentu arah penyidikan selanjutnya dan akan menentukan besarnya kerugian negara yang sebenarnya. AKP Riski mengungkapkan bahwa akan ada kejutan besar yang akan diungkap.
Babak Baru: Penyidikan Resmi Dimulai
Kasus ini telah memasuki babak baru dengan dimulainya proses penyidikan resmi. Pihak kepolisian memiliki indikasi kuat adanya tindak pidana dalam proyek pengadaan Wifi ini. AKP Riski menjanjikan pengungkapan fakta-fakta mencengangkan setelah status kasus dinaikkan menjadi penyidikan.
Dari gelar perkara, polisi menemukan indikasi kuat adanya praktik mark up anggaran dan penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukannya. Namun, AKP Riski menekankan pentingnya menunggu hasil audit BPKP sebelum menarik kesimpulan lebih jauh. Hasil audit BPKP akan menjadi penentu selanjutnya.
Misteri Vendor “Siluman” di Jakarta
Fakta mengejutkan lainnya terungkap, vendor yang seharusnya merupakan perusahaan lokal, diduga kuat melimpahkan pekerjaan ke perusahaan misterius yang berlokasi di Jakarta. Petugas kepolisian telah melakukan penyelidikan ke Jakarta untuk menggali informasi dari vendor “siluman” ini.
AKP Riski menekankan pentingnya kehati-hatian dan ketelitian dalam pemeriksaan, mengingat modus operandi kejahatan kerah putih yang seringkali terselubung di balik dokumen administrasi. Penyelidikan ini menambah kompleksitas kasus ini.
Pertanyaan yang Belum Terjawab: Keterlibatan Pihak Lain?
Publik bertanya-tanya apakah rantai kejahatan ini akan menyeret nama-nama besar, termasuk Bupati atau Sekda Sleman. Saat ditanya mengenai kemungkinan pemanggilan Bupati atau Sekda, AKP Riski memberikan jawaban yang ambigu.
Ia menyatakan bahwa Kepala Dinas masih bersikukuh dengan keterangannya dan belum ada indikasi keterlibatan pihak lain. Namun, AKP Riski menilai jawaban yang diberikan masih terlalu normatif, meninggalkan tanda tanya besar mengenai keterlibatan pihak lain.
Kasus dugaan korupsi Wifi Sleman ini menjadi ujian berat bagi penegakan hukum di Yogyakarta. Pengungkapan kebenaran dan identifikasi dalang di balik skandal ini sangat dinantikan oleh masyarakat.