Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, memberikan apresiasi tinggi terhadap kebijakan strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dinilai sebagai langkah nyata dalam mewujudkan keseimbangan antara kemakmuran dan keadilan sosial di Indonesia.
Dalam khutbah Idul Fitri di Matraman Raya, Jakarta, Tamsil menekankan pentingnya solidaritas sebagai fondasi pembangunan kemakmuran. Ia menyebut bahwa sumber daya alam yang melimpah harus dikelola dengan bijak untuk mencapai kejayaan bangsa. Keberhasilan ini, menurutnya, bergantung pada kemampuan mengelola kekayaan alam dan menjaga keseimbangan sosial.
Senator asal Sulawesi Selatan ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merefleksikan makna Idul Fitri sebagai momentum untuk membangun keadilan dan keberlanjutan. Pemerintahan Presiden Prabowo, menurut Tamsil, telah meluncurkan strategi kemakmuran yang adil, yaitu Indonesia yang berdaulat secara ekonomi, sejahtera secara sosial, dan kokoh dalam solidaritas kebangsaan.
Distribusi Kekayaan yang Adil: Pilar Kemakmuran Berkelanjutan
Tamsil Linrung, mantan pimpinan Badan Anggaran DPR RI, menganggap distribusi kekayaan yang adil bukan hanya kebijakan teknokratis, melainkan bagian integral dari pembangunan peradaban. Reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya, menurutnya, menjadi dua pilar utama yang menopang arsitektur kemakmuran yang dicanangkan Presiden Prabowo.
Ia menggunakan kisah negeri Saba’ sebagai analogi. Kejayaan Saba’ bukan hanya karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena keberlanjutan dan solidaritas sosial yang kuat. Kehancuran Saba’, menurut Tamsil, merupakan pelajaran berharga bagi Indonesia. Kegagalan dalam menjaga keberlanjutan dan solidaritas sosial dapat menyebabkan kejatuhan, meskipun sumber daya melimpah.
Al-Qur’an menggambarkan Saba’ sebagai negeri yang subur dan makmur, namun runtuh karena penduduknya mengabaikan nilai-nilai spiritual, kebersamaan, dan solidaritas. Hal ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk menghindari kesalahan yang sama.
Indonesia: Potensi Melimpah, Tantangan Pemerataan
Tamsil menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada Saba’. Kekayaan alam yang melimpah memungkinkan Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan berdaulat. Namun, tanpa pemerataan dan keberlanjutan, potensi ini bisa menjadi bumerang.
Ia menekankan pentingnya pembelajaran dari kisah Saba’. Indonesia, dengan sumber daya yang melimpah, harus mampu menghindari nasib serupa dengan membangun sistem yang adil dan berkelanjutan. Pemerataan kemakmuran dan penguatan solidaritas sosial menjadi kunci keberhasilan.
Idul Fitri: Momentum untuk Komitmen Kebangsaan
Tamsil melihat Idul Fitri sebagai momentum penting untuk menata langkah ke depan dan membangun komitmen kebangsaan yang lebih kuat. Bukan hanya perayaan kemenangan, Idul Fitri menjadi refleksi atas perjalanan spiritual selama Ramadan dan komitmen untuk membangun solidaritas sosial yang lebih kokoh.
Ramadan, menurutnya, telah mengajarkan pentingnya solidaritas, tenunan kemanusiaan yang menghubungkan satu sama lain dalam kebersamaan. Nilai-nilai ini harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Lebih lanjut, Tamsil mungkin dapat menjelaskan secara detail program MBG dan bagaimana program tersebut berkontribusi pada pencapaian keadilan sosial dan kemakmuran. Penjelasan mengenai mekanisme redistribusi kekayaan dan reformasi fiskal yang dimaksud juga dapat memperkaya artikel ini. Penggunaan data dan statistik terkait ketimpangan ekonomi dan potensi sumber daya alam Indonesia akan menambah kredibilitas dan kekuatan argumen.