Percakapan antara orang tua dan anak seringkali berujung pertengkaran, meskipun awalnya berlangsung baik-baik saja. Penyebab utamanya seringkali adalah penggunaan kalimat yang kurang tepat, sehingga pesan yang ingin disampaikan malah menimbulkan kesalahpahaman.
William Stixrud dan Ned Johnson, pakar pengasuhan anak dan penulis buku The Self-Driven Child, mengidentifikasi beberapa frasa yang justru kontraproduktif dalam mendisiplinkan anak dan membangun motivasi intrinsik.
Frasa yang Harus Dihindari Orang Tua
Berikut beberapa frasa yang sebaiknya dihindari orang tua, dan alternatif yang lebih efektif:
1. “Jika kamu tidak bekerja keras sekarang, kamu akan menyesalinya selama sisa hidupmu.”
Menurut Stixrud dan Johnson, menanamkan rasa takut bukanlah cara efektif untuk memotivasi anak. Hal ini justru meningkatkan stres dan mendorong anak untuk menghindari tugas.
Anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir jangka panjang seperti orang dewasa. Oleh karena itu, ancaman yang berfokus pada masa depan yang jauh tidak akan dipahami dengan baik.
Alternatif yang lebih baik:
2. “Tugasku adalah menjagamu tetap aman.”
Pernyataan ini menciptakan ketergantungan yang berlebihan pada orang tua. Anak-anak akan cenderung berperilaku sembrono karena merasa selalu ada jaring pengaman.
Pada usia remaja, orang tua tak selalu bisa mengawasi setiap gerak-gerik anak. Anak perlu belajar bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri.
Alternatif yang lebih baik:
3. “Ayah menghukummu karena kamu harus belajar bahwa perilaku ini tidak dapat diterima.”
Hukuman mungkin memberikan rasa kontrol pada orang tua, tetapi penelitian menunjukkan hal itu merusak hubungan dan tidak efektif mengubah perilaku.
Hukuman hanya menghentikan perilaku negatif sementara, tanpa mengajarkan perilaku positif atau solusi alternatif. Anak-anak cenderung berbohong dan menyembunyikan masalah untuk menghindari hukuman.
Alternatif yang lebih baik:
4. “Kamu menghabiskan terlalu banyak waktu di ponselmu.”
Pernyataan ini meremehkan pentingnya media sosial dan game dalam kehidupan sosial anak-anak. Dunia anak-anak berbeda dengan dunia orang tua.
Media sosial dan game adalah bagian dari kehidupan sosial mereka, seperti halnya surat-menyurat dan permainan di masa kecil orang tua.
Alternatif yang lebih baik:
Intinya, komunikasi yang efektif dan empati sangat penting dalam pengasuhan anak. Alih-alih menggunakan frasa yang bersifat menghakimi dan menakut-nakuti, orang tua perlu membangun hubungan yang berbasis rasa saling menghormati dan pengertian. Dengan begitu, proses mendisiplinkan anak akan lebih efektif dan membangun.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memahami tahapan perkembangan anak dan menyesuaikan pendekatan mereka. Apa yang efektif untuk anak usia dini mungkin tidak cocok untuk remaja.
Membangun komunikasi yang sehat dengan anak membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kemampuan untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ingatlah bahwa tujuan utama adalah membimbing anak agar tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan bahagia.