Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI, Ferry Juliantono, menekankan pentingnya transformasi digital, tata kelola yang baik, dan integritas dalam pengelolaan koperasi, khususnya koperasi kopi, sebagai pilar ekonomi kerakyatan. Hal ini disampaikannya saat penyerahan simbolis dana bergulir Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) kepada Koperasi Java Preanger pada Sabtu, 10 Mei 2025.
Ferry Juliantono menyatakan bahwa koperasi yang profesional dan transparan memiliki potensi besar sebagai mitra strategis pembangunan ekonomi rakyat, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Koperasi, menurutnya, bukan hanya alat perjuangan ekonomi, tetapi juga alat politik pemberdayaan rakyat. Transformasi digital menjadi kunci agar koperasi tetap relevan dan kompetitif di era modern.
Transformasi Digital sebagai Kunci Keberhasilan Koperasi
Dalam konteks ini, transformasi digital bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi juga perubahan mendasar dalam cara koperasi beroperasi, berinteraksi dengan anggota, dan mengelola bisnisnya. Ini meliputi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas akses pasar, dan meningkatkan transparansi.
Contoh penerapan transformasi digital di koperasi meliputi penggunaan sistem manajemen berbasis teknologi, platform e-commerce untuk pemasaran produk, dan sistem keuangan digital untuk mempermudah transaksi. Hal ini akan membantu koperasi meningkatkan daya saing dan mengakses pasar yang lebih luas.
Tantangan Transformasi Digital di Koperasi
Meskipun penting, transformasi digital di koperasi juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Keterbatasan akses internet dan literasi digital di beberapa daerah merupakan kendala utama. Selain itu, dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang memadai agar anggota koperasi dapat mengadopsi teknologi baru dengan efektif.
Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar dalam hal infrastruktur digital, pelatihan, dan pendampingan bagi koperasi. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan transformasi digital di koperasi.
Integrasi Koperasi Desa dengan Program Nasional
Ferry Juliantono juga menyoroti pentingnya integrasi koperasi desa dengan program nasional Kopdes Merah Putih. Program ini bertujuan untuk membentuk 80.000 koperasi desa di seluruh Indonesia. Integrasi ini diharapkan dapat memperkuat jaringan dan memperluas akses koperasi desa terhadap sumber daya dan pasar.
Koperasi yang terintegrasi dengan baik akan memiliki akses yang lebih mudah terhadap pendanaan, pelatihan, dan teknologi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat desa dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah.
Peran LPDB-KUMKM dalam Mendukung Koperasi
Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo, menekankan pentingnya ekosistem usaha yang kuat untuk membangun koperasi yang tangguh. LPDB-KUMKM tidak hanya memberikan pendanaan, tetapi juga pendampingan dan pelatihan manajemen kepada koperasi. Koperasi Java Preanger dijadikan contoh koperasi yang berhasil mengelola rantai nilai secara menyeluruh, mulai dari produksi hingga pemasaran.
Pendanaan dan pendampingan dari LPDB-KUMKM diharapkan dapat membantu koperasi meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan daya saing di pasar global. Dengan demikian, koperasi dapat berperan lebih besar dalam pembangunan ekonomi nasional.
Secara keseluruhan, keberhasilan koperasi dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan sangat bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk dengan mengadopsi transformasi digital dan menerapkan tata kelola yang baik. Dukungan dari pemerintah, lembaga keuangan, dan pihak terkait lainnya sangat krusial dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan koperasi di Indonesia.
