Harga Bitcoin kembali mencetak rekor, menembus level psikologis US$100.000 per koin (sekitar Rp1,7 miliar). Kenaikan ini didorong sentimen positif global dan menandai penguatan pasar kripto setelah beberapa pekan performa menguat. Data Coinmarketcap menunjukkan kapitalisasi pasar kripto global meningkat 1,54% dalam 24 jam terakhir, mencapai US$3,27 triliun, dengan Bitcoin naik 0,33% dan diperdagangkan di US$103.017.
Kenaikan ini bukan hanya terjadi pada Bitcoin. Ethereum (ETH) mengalami penguatan signifikan sebesar 6,21%, mencapai US$2.337 per koin, sementara Binance Coin (BNB) naik 7,65% ke level US$671. Ethereum bahkan mencatat kenaikan mingguan terbaiknya sejak 2021, menunjukkan momentum positif yang meluas di seluruh pasar.
Harga Bitcoin sempat menyentuh puncak US$104.324, rekor tertinggi sejak 31 Januari 2025. Ini menandai kenaikan empat pekan berturut-turut, performa terbaik sejak November tahun lalu. Lonjakan ini bukan hanya euforia pasar, tetapi mencerminkan pergeseran aliran dana besar ke aset kripto. Investor institusi (“whale”) secara aktif mengakumulasi Bitcoin di jaringan blockchain.
Faktor-faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Meningkatnya permintaan atas produk exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin juga berperan penting. Ketidakpastian ekonomi global, terutama potensi konflik tarif perdagangan, mendorong investor mencari instrumen investasi “netral”, dan Bitcoin menjadi pilihan utama karena sifatnya yang desentralisasi dan tidak terikat pada kebijakan moneter negara tertentu.
Kesepakatan dagang baru antara AS dan Inggris, serta sinyal pelonggaran tarif dengan China, turut memberikan sentimen positif pada pasar global, memperkuat tren kenaikan Bitcoin dan aset digital lainnya. Hal ini menunjukkan korelasi antara stabilitas ekonomi global dan minat investor terhadap aset digital yang dianggap sebagai “safe haven”.
Dampak pada Altcoin
Kenaikan harga tidak hanya terbatas pada Bitcoin. Altcoin juga mengalami penguatan. Ethereum melonjak 11% dalam sehari setelah upgrade teknologi Pectra, yang meningkatkan efisiensi transaksi dan memperkuat fitur smart wallet. Solana juga mencatatkan kenaikan signifikan, 17% dalam dua hari terakhir dan 16% secara mingguan, menandai pekan terbaiknya sejak Januari.
Namun, meskipun mengalami kenaikan, performa altcoin utama seperti Ethereum dan Solana masih tertinggal dibandingkan Bitcoin secara tahunan. Perbedaan ini, menurut Eric Chen, Co-Founder Injective, terkait dengan perubahan struktur pasar sejak kehadiran ETF Bitcoin spot tahun lalu. Investor institusi lebih memilih Bitcoin karena stabilitas dan pengakuannya sebagai aset utama, sementara altcoin masih bergantung pada modal spekulatif dari komunitas kripto.
Analisis dan Rekomendasi
Analis Wolfe Research, Read Harvey, merekomendasikan investor untuk fokus pada Bitcoin. Ia menganggap Bitcoin sebagai salah satu dari dua aset kripto yang mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Strategi bertahan pada Bitcoin hingga tekanan risiko global mereda disarankan mengingat volatilitas pasar kripto yang masih tinggi.
Kesimpulannya, kenaikan harga Bitcoin hingga melampaui US$100.000 merupakan peristiwa penting yang mencerminkan berbagai faktor, mulai dari sentimen pasar global, peningkatan adopsi institusional, hingga perkembangan teknologi di ekosistem kripto itu sendiri. Meskipun altcoin juga mengalami kenaikan, Bitcoin tetap menjadi aset yang dominan dan menarik minat investor yang mencari diversifikasi dan perlindungan aset dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti.
Perlu diingat bahwa pasar kripto sangat volatil. Investasi dalam aset kripto mengandung risiko tinggi, dan keputusan investasi harus didasarkan pada riset yang mendalam dan toleransi risiko individu. Konsultasikan dengan penasihat keuangan sebelum membuat keputusan investasi apapun.