PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Diplomasi dan Negosiasi Proaktif: Kunci Sukses Mendag di AECC

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menekankan pentingnya diplomasi dan negosiasi proaktif, serta kesatuan ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. Hal ini disampaikan beliau saat menghadiri Pertemuan ke-25 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA (AECC) di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Ekonomi global menghadapi risiko yang meningkat di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan,” ujar Mendag Budi Santoso. Beliau menambahkan, “Saya ingin menekankan betapa pentingnya diplomasi dan negosiasi proaktif untuk mengurangi sentimen negatif dan pengalihan perdagangan (trade diversion), serta menjaga stabilitas ekonomi global.”

Tantangan Ekonomi Global dan Strategi ASEAN

Pertemuan AECC tersebut menghasilkan dua catatan strategis kunci. Pertama, terkait hubungan eksternal ASEAN, dibutuhkan pendekatan ganda: diversifikasi mitra dagang dan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas yang telah dimiliki ASEAN. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan memperluas akses pasar bagi produk-produk ASEAN.

Baca Juga :  Ascott Moments Week 2025: Cara Harris Semarang Jalin Keragaman Karyawan

Diversifikasi mitra dagang membantu mengurangi risiko yang terkait dengan volatilitas ekonomi global. ASEAN dapat mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar utama yang rentan terhadap perubahan kebijakan. Sementara itu, pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas yang sudah ada akan memuluskan akses ke pasar-pasar baru.

Kedua, dari sisi internal, ASEAN perlu memperdalam integrasi regional. Salah satu inisiatif penting adalah percepatan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). DEFA akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN, meningkatkan daya saing, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Baca Juga :  IMF: Hadapi Perlambatan, Indonesia Andalkan Konsumsi Domestik

Percepatan Integrasi Regional ASEAN

Para Menteri Dewan MEA menyambut baik penyelesaian substansial pembaruan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). Pembaruan ATIGA ini ditargetkan untuk ditandatangani pada KTT Ke-47 ASEAN di Oktober 2025. Diharapkan, pendalaman komitmen integrasi ASEAN dapat meningkatkan perdagangan intra-ASEAN secara signifikan.

Meningkatkan perdagangan intra-ASEAN akan memperkuat ekonomi regional dan meningkatkan ketahanan terhadap guncangan ekonomi global. Integrasi yang lebih dalam akan menciptakan pasar tunggal yang lebih besar dan lebih efisien.

Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi ASEAN

Mendag Budi Santoso juga menekankan pentingnya memastikan kawasan ASEAN tetap produktif dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan tema kepemimpinan Malaysia tahun ini, yaitu “Inclusivity & Sustainability“.

Baca Juga :  Investasi Asing Banjiri IKN: Rp12,3 Triliun untuk Hunian KPBU

Beliau mengingatkan akan risiko kesenjangan yang melebar akibat meningkatnya persaingan internal dalam merebut peluang dari restrukturisasi rantai pasok global. Persaingan yang sehat memang penting, namun perlu diimbangi dengan kolaborasi untuk menghindari persaingan yang tidak sehat dan merugikan.

“Sinergi, kolaborasi dan persatuan ASEAN sangat penting dalam menghadapi tantangan geo ekonomi saat ini dan masa depan. Hanya melalui kerja sama, kita dapat mengatasi tantangan multidimensi ini dan membuka jalan menuju ASEAN yang lebih tangguh dan makmur,” tegas Mendag Budi.

Kesimpulannya, menghadapi ketidakpastian ekonomi global, ASEAN perlu memperkuat diplomasi, meningkatkan negosiasi proaktif, memperdalam integrasi regional, dan meningkatkan sinergi antar negara anggota. Dengan strategi yang komprehensif dan kolaborasi yang kuat, ASEAN dapat menghadapi tantangan dan mencapai kemakmuran bersama.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI