PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Basarnas Dorong Pendidikan SAR Masuk Kurikulum Sekolah: Kerja Sama BMKG dan BNPB

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berencana mengintegrasikan pendidikan search and rescue (SAR) dan penanggulangan bencana ke dalam kurikulum sekolah di seluruh Indonesia. Langkah ini dinilai krusial mengingat pentingnya kemampuan penyelamatan diri bagi generasi muda di tengah rawannya bencana alam di negara ini.

Saat ini, pendidikan SAR masih belum merata. Meskipun beberapa sekolah telah memasukkan materi SAR dalam kegiatan pramuka atau ospek perguruan tinggi, cakupan dan kedalaman materinya masih terbatas. Basarnas menyadari perlunya pendekatan yang lebih sistematis dan terintegrasi untuk memastikan seluruh siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar SAR.

Kerjasama Antar Lembaga untuk Mewujudkan Kurikulum SAR

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Basarnas akan menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga terkait. Kerjasama ini akan diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Baca Juga :  Chairul Tanjung: STAIB Barus, Pusat Peradaban Islam Baru Indonesia Tahun 2025 Update

Kepala Basarnas, Marsda Mohammad Syafii, menekankan pentingnya edukasi dini tentang penanggulangan bencana dan situasi darurat. Beliau berharap MoU ini akan menjadi langkah awal untuk mengintegrasikan materi SAR ke dalam kurikulum pendidikan formal, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Baca Juga :  Download Gratis Surat Keterangan Kelas 12 UTBK SNBT 2024 (PDF/DOC/WORD)

Tantangan dan Solusi Implementasi Kurikulum SAR

Salah satu tantangan utama adalah integrasi kurikulum SAR ke dalam sistem pendidikan yang sudah ada. Kemendikbudristek perlu berperan aktif dalam menyusun materi ajar yang sesuai dengan standar kurikulum nasional dan kebutuhan praktis di lapangan. Basarnas berencana aktif berkomunikasi dengan Kemendikbudristek untuk membahas hal ini lebih lanjut.

Selain itu, perlu juga diperhatikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil untuk menjadi pengajar SAR di sekolah-sekolah. Pelatihan guru dan penyediaan alat-alat peraga yang memadai juga menjadi pertimbangan penting dalam keberhasilan program ini.

Materi yang Diusulkan untuk Kurikulum SAR

Kurikulum SAR yang diusulkan akan mencakup berbagai materi, antara lain:

  • Prinsip dasar pertolongan pertama
  • Teknik evakuasi dan penyelamatan
  • Pengenalan jenis-jenis bencana dan mitigasi
  • Cara berkomunikasi dan meminta bantuan dalam keadaan darurat
  • Kesadaran akan pentingnya keselamatan diri dan lingkungan
Baca Juga :  Mendagri Ajak Akademisi Evaluasi Sistem Pilkada Cegah Potensi Sengketa Suara

Materi tersebut dirancang agar mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa berbagai tingkatan usia. Metode pembelajaran yang interaktif dan berbasis pengalaman langsung, seperti simulasi dan pelatihan lapangan, juga akan dipertimbangkan.

Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mendukung penuh rencana ini dan menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi dalam membangun ketangguhan bencana. Beliau optimis bahwa kerjasama antar lembaga akan menghasilkan kurikulum yang komprehensif dan efektif.

Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen dan kerjasama semua pihak. Dengan adanya kurikulum SAR yang terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI