Komedian Korea Selatan, Lee Suji, menuai kecaman internasional setelah penampilannya yang kontroversial di festival musik Waterbomb Seoul 2025. Ia tampil energik dengan bikini di atas panggung, membawakan lagu “Like Jennie” milik Blackpink dengan gerakan sensual. Namun, kontroversi muncul karena latar belakang panggungnya.
Latar panggung tersebut menampilkan lafaz Allah, gambar masjid, dan simbol-simbol keagamaan lainnya. Penggunaan simbol-simbol suci dalam konteks penampilan yang dianggap oleh banyak orang sebagai tidak pantas ini memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia. Banyak yang menilai tindakan Lee Suji sebagai penistaan agama.
Kontroversi Latar Panggung Waterbomb
Penggunaan simbol-simbol keagamaan sebagai latar visual untuk penampilan yang seksi dan berani dianggap sangat tidak sensitif dan menghina. Warganet di media sosial mengecam keras tindakan Lee Suji, mengungkapkan rasa sakit hati dan kekecewaan mereka atas pelecehan terhadap keyakinan mereka. Banyak yang menuntut permohonan maaf resmi.
Salah satu cuitan di platform X, yang kemudian viral, mengekspresikan kekecewaan atas penggunaan simbol-simbol agama tersebut. Cuitan tersebut mempertanyakan tema Waterbomb dan menuduh penyelenggara acara kurang memperhatikan aspek sensitivitas keagamaan dalam desain panggung.
Reaksi Netizen dan Tuntutan Permintaan Maaf
Media sosial Lee Suji dibanjiri komentar-komentar yang menuntut klarifikasi dan permohonan maaf. Netizen dari berbagai negara mengecam tindakannya dan mendesak agar ia bertanggung jawab atas tindakannya yang dianggap telah melukai perasaan banyak orang.
Komentar-komentar tersebut berisi kecaman yang keras, mengungkapkan perasaan tersinggung dan marah. Banyak yang menekankan betapa tidak pantasnya menggunakan simbol-simbol keagamaan dalam konteks tersebut. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari Lee Suji dan tim manajemennya.
Beberapa contoh komentar netizen antara lain: “Agamaku bukan untuk kau ejek,” dan “Menggunakan lafaz Allah dan masjid di Waterbomb sangat tidak menghormati Muslim, agamaku bukan estetika mu.” Komentar-komentar ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan kontroversi ini dan seberapa besar dampaknya bagi umat Muslim.
Keheningan Pihak Lee Suji dan Dampaknya
Hingga saat ini, baik Lee Suji maupun agensinya belum memberikan pernyataan resmi atau klarifikasi terkait kontroversi tersebut. Keheningan ini semakin memperburuk situasi dan menimbulkan spekulasi lebih lanjut. Ketidakhadiran respon yang tepat waktu hanya memperkuat persepsi bahwa tindakan Lee Suji memang tidak sensitif dan tidak bertanggung jawab.
Video penampilan Lee Suji di Waterbomb Seoul 2025 telah dihapus dari akun media sosial resmi @izitmag_. Tindakan ini bisa diinterpretasikan sebagai upaya untuk meredakan situasi, namun tidak cukup untuk meredakan amarah dan tuntutan permintaan maaf dari netizen.
Kejadian ini menyoroti pentingnya sensitivitas budaya dan agama dalam produksi acara publik, terutama yang berjangkauan internasional. Penyelenggara acara dan artis perlu lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Kejadian ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya menghormati keyakinan dan kepercayaan orang lain.
Kasus ini juga dapat menjadi pelajaran berharga bagi para artis dan penyelenggara acara agar lebih berhati-hati dalam memilih desain dan tema acara, terutama yang melibatkan simbol-simbol keagamaan. Memahami dan menghargai keragaman budaya dan agama sangat penting dalam industri hiburan global.