PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Mengambang Hari Keempat Pencarian

Operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari keempat, Minggu (6/7), dan akhirnya membuahkan hasil. Satu jenazah laki-laki ditemukan mengambang di perairan Selat Bali sekitar pukul 10.14 WITA.

Jenazah tersebut diduga kuat merupakan salah satu korban tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Penemuan dilakukan oleh KRI Fanildo. Ciri-ciri jenazah: laki-laki, tinggi sekitar 170 cm, mengenakan kaos oblong biru dan celana pendek cokelat.

Setelah ditemukan, jenazah yang belum teridentifikasi segera dievakuasi oleh KRI Tongkol menuju RSUD Blambangan, Banyuwangi, untuk proses identifikasi lebih lanjut. Proses identifikasi korban masih berlangsung hingga sore harinya.

Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menjelaskan alasan dugaan jenis kelamin korban berdasarkan posisi jenazah saat ditemukan. Jenazah ditemukan dalam posisi tengkurap, yang umumnya terjadi pada jenazah laki-laki, berbeda dengan posisi terlentang yang umum ditemukan pada jenazah perempuan.

Baca Juga :  Upah Minimum Jatim 2025: Dampak UU Cipta Kerja di Era Prabowo

Lokasi penemuan jenazah berjarak sekitar 5,7 hingga 6 mil laut ke selatan dari titik tenggelam kapal, yaitu koordinat -08°09.371′, 114°25, 1569. Tim SAR gabungan tetap melanjutkan pencarian korban lainnya, baik di permukaan laut maupun dengan penyelaman.

Dengan ditemukannya jenazah ini, jumlah korban KMP Tunu Pratama Jaya yang telah dievakuasi menjadi 37 orang. Terdiri dari 7 korban meninggal dunia dan 30 korban selamat. Namun, masih ada 28 korban lainnya yang belum ditemukan dan pencarian terus dilakukan.

Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan terbalik dan tenggelam di Selat Bali saat perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Insiden ini terjadi di tengah cuaca ekstrem yang melanda Selat Bali.

Baca Juga :  Demi Jalan Nasional yang Lebih Baik, Warga Temui Menteri PUPR

Berdasarkan laporan dari Dermaga LCM Gilimanuk, KMP Tunu Pratama Jaya mengirimkan sinyal darurat pada pukul 00.16 WITA. Hanya beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 00.19 WITA, kapal mengalami mati lampu (blackout).

Faktor Penyebab Kecelakaan

Cuaca buruk diduga menjadi faktor utama penyebab kecelakaan ini. Gelombang laut yang mencapai ketinggian 2,5 meter di Selat Bali membuat kapal kehilangan stabilitas dan akhirnya karam. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi kapal-kapal kecil dan kapal penumpang yang belum dilengkapi dengan teknologi navigasi yang mumpuni.

Berdasarkan manifest, KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang saat kejadian, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Kecelakaan ini menjadi tragedi kemanusiaan yang menyita perhatian banyak pihak dan menimbulkan keprihatinan atas keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.

Baca Juga :  Dapatkan SIM C Secara Mudah: Panduan Lengkap Daftar Online via Aplikasi Korlantas Polri

Kesimpulan dan Rekomendasi

Penemuan jenazah korban merupakan perkembangan signifikan dalam upaya pencarian. Namun, peristiwa ini menyoroti pentingnya peningkatan keselamatan pelayaran, khususnya dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan kapal, pelatihan bagi awak kapal, dan peningkatan sistem peringatan dini cuaca buruk. Pentingnya penyediaan alat keselamatan yang memadai di setiap kapal juga harus menjadi prioritas utama. Semoga pencarian korban lainnya dapat segera membuahkan hasil dan tragedi serupa dapat dicegah di masa mendatang.

Selain itu, perlu diteliti lebih lanjut penyebab pasti blackout yang terjadi pada kapal. Apakah ada faktor teknis atau human error yang menyebabkan hal tersebut? Investigasi menyeluruh diperlukan untuk memastikan keselamatan pelayaran di Selat Bali dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI