PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Basarnas Pertimbangkan Perpanjang Operasi Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya

Tim SAR gabungan telah mengevakuasi 37 korban dari tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali hingga hari keempat pencarian. Tujuh korban ditemukan meninggal dunia, sementara 30 lainnya berhasil diselamatkan. Manifest kapal mencatat 65 orang berada di kapal saat kejadian, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru.

Operasi SAR, berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, berlangsung selama tujuh hari. Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, menjelaskan bahwa laporan akan disampaikan kepada Kepala Basarnas setelah hari ketujuh. Namun, kemungkinan perpanjangan operasi tetap terbuka, terutama jika ada pertimbangan dari keluarga korban atau temuan baru di lapangan yang menunjukan adanya korban lain yang belum ditemukan.

Penemuan satu jenazah laki-laki yang mengambang di perairan Selat Bali pada Minggu (6/7) sekitar pukul 10.14 WITA mendorong penggunaan metode penyelaman. TNI Angkatan Laut akan segera melaksanakan operasi pencarian bawah air. Sebelumnya, dibutuhkan data valid mengenai kontur bawah laut dan demografi lokasi tenggelam untuk menentukan peralatan dan metode penyelaman yang tepat. Data ini akan menjadi acuan penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan terbalik dan tenggelam di Selat Bali saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Insiden ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk. Laporan dari Dermaga LCM Gilimanuk menyebutkan kapal sempat mengirimkan sinyal darurat pukul 00.16 WITA, sebelum mengalami pemadaman listrik total (blackout) pukul 00.19 WITA.

Baca Juga :  KA Ambarawa Ekspres Terhambat, Tabrak Forklift Hingga Satu Jam Lebih

Cuaca ekstrem dengan gelombang laut setinggi 2,5 meter di Selat Bali diduga menjadi penyebab utama kecelakaan ini. Gelombang besar menyebabkan kapal kehilangan stabilitas dan akhirnya tenggelam di koordinat -08°09.371′, 114°25, 1569. Investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Baca Juga :  Jakarta Kerahkan Ribuan Pasukan Kebersihan Sambut Lebaran 2025

Upaya Pencarian dan Penyelamatan

Operasi pencarian dan penyelamatan melibatkan tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai instansi. Tim ini mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk kapal dan peralatan penyelaman, untuk menemukan para korban. Proses evakuasi korban dilakukan dengan cermat dan profesional, mempertimbangkan kondisi cuaca dan medan yang menantang di lokasi kejadian.

Selain pencarian korban, upaya identifikasi korban yang telah ditemukan juga menjadi fokus utama. Proses identifikasi dilakukan untuk memastikan kepastian identitas korban dan membantu keluarga untuk mendapatkan kepastian. Proses ini membutuhkan waktu dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.

Baca Juga :  Misteri Tiga Ijazah Kehutanan UGM: Nomor 1120, 1117, dan 1115

Peran Pemerintah dan Kesiapsiagaan

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan Basarnas memiliki peran penting dalam penanganan insiden ini. Selain memimpin operasi SAR, pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan memastikan keselamatan pelayaran di Selat Bali. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan pelayaran dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi cuaca ekstrim.

Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan standar keselamatan pelayaran dan memperkuat sistem peringatan dini terhadap cuaca buruk. Evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan dan perawatan kapal juga perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Peningkatan infrastruktur dan pelatihan bagi awak kapal juga perlu dipertimbangkan.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI