Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi menyeluruh terkait peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2024, sekitar pukul 23.35 WIB. Kecelakaan ini terjadi di jalur penyeberangan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
Kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 awak kapal (ABK), dan 22 unit kendaraan. Keberangkatan KMP Tunu Pratama Jaya dari Pelabuhan Ketapang tercatat pukul 22.56 WIB. Proses evakuasi dan pencarian korban melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas dan instansi terkait lainnya. Jumlah korban jiwa dan kerusakan material masih dalam proses pendataan dan investigasi.
Investigasi KNKT: Mencari Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Ketua KNKT, Soejanto Tjahjono, menyatakan bahwa investigasi akan fokus pada beberapa aspek krusial. Salah satunya adalah pengkajian surat persetujuan berlayar (SPB) yang diterima kapal sebelum berangkat. KNKT akan menyelidiki apakah semua persyaratan kelaikan kapal, dokumen, dan prosedur keselamatan telah terpenuhi sesuai aturan yang berlaku.
Selain itu, KNKT juga akan menyelidiki kelaikan kapal itu sendiri. Apakah ada kerusakan struktural atau mekanikal yang menyebabkan tenggelamnya kapal? KNKT juga akan mengecek riwayat perawatan dan inspeksi kapal untuk mencari tahu apakah ada indikasi masalah sebelumnya yang mungkin diabaikan.
Aspek Prosedur Keselamatan dan Tanggap Darurat
Investigasi juga akan mencakup prosedur keselamatan dan tanggap darurat yang diterapkan di atas kapal. KNKT akan menganalisis pelatihan yang diterima awak kapal dalam menghadapi situasi darurat. Apakah prosedur evakuasi telah dilakukan secara efektif dan efisien?
Bukti-bukti video yang beredar di media sosial terkait peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya akan dipelajari secara detail oleh KNKT. Video tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kronologi kejadian dan respon awak kapal terhadap situasi darurat.
Koordinasi dengan Tim SAR dan Pihak Terkait
KNKT bekerja sama dengan tim SAR gabungan dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban. Setelah operasi SAR selesai, KNKT akan melanjutkan investigasi secara menyeluruh. Informasi yang dikumpulkan dari tim SAR akan menjadi bagian penting dalam proses investigasi ini.
KNKT akan menganalisis seluruh data yang dikumpulkan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan. Hasil investigasi akan dipublikasikan secara transparan kepada masyarakat dan diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di masa mendatang.
Tanggapan Kementerian Perhubungan
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (nama telah diperbarui sesuai informasi terkini), menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya investigasi penyebab kecelakaan kepada KNKT. Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk mendukung penuh proses investigasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kementerian Perhubungan juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan prosedur keselamatan pelayaran. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan agar standar keselamatan pelayaran di Indonesia terus ditingkatkan dan terjaga.
Peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya keselamatan pelayaran. Peran serta semua pihak, mulai dari pengelola pelabuhan, pemilik kapal, awak kapal, hingga penumpang, sangat penting untuk memastikan keselamatan pelayaran dan mencegah terjadinya kecelakaan serupa.
KNKT akan merilis laporan investigasi secara lengkap setelah proses investigasi selesai. Laporan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang komprehensif untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.