PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Ribuan Lampion Terangi Langit Borobudur Meriahkan Waisak

Langit Magelang dihiasi 2.569 lampion saat Festival Lampion Waisak 2025, Senin, 12 Mei 2025. Perayaan Waisak tahun ini begitu meriah dengan pemandangan ratusan lampion terbang indah menerangi langit malam di sekitar Candi Borobudur. Lampion-lampion tersebut didatangkan langsung dari Thailand, terbuat dari kertas tipis ramah lingkungan dan mudah terbakar, memastikan keamanannya saat diterbangkan.

Festival Lampion Waisak 2025 berlangsung meriah di Lapangan Marga Utama dan Taman Lumbini. Acara ini dibagi menjadi dua sesi penerbangan lampion, sesi pertama pukul 18.00-20.00 WIB dan sesi kedua pukul 21.00-23.00 WIB. Ribuan pengunjung memadati lokasi untuk menyaksikan keindahan lampion-lampion yang berterbangan.

Tema “Light of Peace” dan Makna Lampion

Fatmawati, Ketua Panitia Festival Lampion Waisak, menjelaskan bahwa tema yang diusung tahun ini adalah “Light of Peace” atau “Pelita Kedamaian”. Jumlah lampion, 2.569, menyesuaikan dengan tahun Buddhis Era (BE).

Baca Juga :  PUIC 2025: Warisan Asia Afrika, Lanjutkan Semangat Kemerdekaan

Fatmawati menambahkan bahwa lampion melambangkan penerangan, kedamaian batin, ketenangan, dan kebahagiaan. Cahaya di dalam lampion merepresentasikan cahaya batin dan harapan, serta simbol cinta kasih dan doa untuk perdamaian dunia. Sebelum diterbangkan, peserta diajak menuliskan doa dan harapan di setiap lampion, menjadikan momen ini lebih personal dan penuh makna.

Peserta menuliskan harapan dan doa-doa mereka di atas kertas kecil yang kemudian ditempelkan pada lampion. Doa-doa tersebut beragam, mulai dari permohonan kesehatan, keberuntungan, hingga perdamaian dunia. Momen menuliskan doa ini menjadi bagian penting dari festival, menambah dimensi spiritual pada perayaan tersebut.

Baca Juga :  Intimidasi Kontraktor Chandra Asri: Kadin Indonesia Desak Tindakan Tegas Oknum Cilegon

Prosesi Waisak dan Kirab Budaya

Perayaan Waisak diawali dengan prosesi kirab budaya yang penuh hikmat. Kirab dimulai dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Umat Buddha dengan khusyuk membawa api dharma dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, dan air berkah dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

Api dan air suci tersebut telah disemayamkan terlebih dahulu di Candi Mendut sebelum diarak menuju Candi Borobudur. Kirab ini bukan sekadar pawai biasa, melainkan sarat dengan pesan-pesan keagamaan dan spiritual yang mendalam bagi umat Buddha.

Puncak perayaan Waisak 2569 BE dilaksanakan pukul 23.25.29 WIB di Candi Borobudur. Suasana khidmat menyelimuti seluruh umat yang hadir, menandai momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Setelah prosesi keagamaan selesai, pesta lampion kembali menjadi pusat perhatian, menciptakan pemandangan langit malam yang tak terlupakan.

Baca Juga :  Lindungi Jurnalis, Jangan Kriminalisasi Investigasi Anti Korupsi

Aspek Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Festival Lampion Waisak tidak hanya memiliki nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga berdampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Kehadiran ribuan pengunjung dari berbagai daerah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Perputaran uang terjadi mulai dari penginapan, kuliner, hingga cinderamata.

Pemerintah setempat tentu juga berupaya untuk mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada. Dengan adanya festival ini, Magelang semakin dikenal sebagai destinasi wisata religi dan budaya yang menarik. Hal ini juga mendorong pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang lebih baik.

Keberhasilan Festival Lampion Waisak 2025 menjadi bukti sinergi antara aspek spiritual, budaya, dan pariwisata. Semoga acara ini dapat terus diselenggarakan setiap tahunnya, meningkatkan perekonomian dan semakin mempromosikan Magelang sebagai destinasi wisata unggulan.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI