Transformasi digital sedang membentuk ulang lanskap pendidikan global, menuntut kualitas dan inklusivitas yang lebih tinggi. Kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan alat krusial untuk mengatasi tantangan dan meraih peluang di masa depan pendidikan.
Pertemuan Menteri Pendidikan APEC ke-7 di Jeju, Korea Selatan, pada 13 Mei 2025, menjadi momentum penting dalam membahas strategi pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan Asia Pasifik. Partisipasi aktif Indonesia dalam konferensi ini mencerminkan komitmen kuat negara terhadap kemajuan pendidikan.
Partisipasi Aktif Indonesia di Konferensi APEC
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, bersama Kepala BSKAP Toni Tohaudin dan Atase Pendidikan Amaliiah Fitriah, memainkan peran sentral. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen nyata Indonesia untuk membentuk masa depan pendidikan di Asia Pasifik.
Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta pasif, tetapi juga secara proaktif berbagi praktik terbaik dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Negara ini memaparkan strategi nasional untuk meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Strategi Nasional Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Pendidikan
Strategi Indonesia berfokus pada beberapa pilar utama. Pertama, peningkatan akses pendidikan di daerah terpencil dan kurang terlayani melalui penyediaan infrastruktur teknologi dan konten pembelajaran digital. Kedua, peningkatan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi interaktif dan metode pembelajaran berbasis teknologi. Ketiga, pengembangan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam memanfaatkan teknologi secara efektif di kelas.
Pilar keempat adalah pengembangan kurikulum yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan teknologi. Terakhir, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti sektor swasta, lembaga pendidikan tinggi, dan organisasi internasional untuk memperkuat ekosistem pendidikan berbasis teknologi.
Fokus Konferensi APEC: Digitalisasi dan AI dalam Pendidikan
Konferensi APEC di Jeju menyorot potensi besar digitalisasi pendidikan dan AI dalam menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas dan merata. Negara-negara anggota berbagi pengalaman dan strategi implementasi teknologi dalam sistem pendidikan masing-masing.
Indonesia, melalui delegasinya, mempresentasikan bagaimana strategi nasional memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, khususnya dalam mengatasi kesenjangan digital dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini sejalan dengan upaya global untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara inklusif.
Membangun Ekosistem Pendukung Teknologi Pendidikan
Konferensi juga menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang mendukung pemanfaatan teknologi secara optimal. Hal ini mencakup pelatihan guru berkelanjutan, pengembangan kurikulum yang adaptif, dan penciptaan lingkungan belajar yang ramah teknologi.
Indonesia menekankan pentingnya pelatihan dan pengembangan kapasitas guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Selain itu, pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan inovatif untuk mendorong partisipasi aktif siswa.
Kolaborasi Global untuk Pendidikan Berkelanjutan di Asia Pasifik
Konferensi APEC bertujuan mewujudkan visi pendidikan berkelanjutan di Asia Pasifik. Dengan mengadopsi teknologi dan strategi tepat, negara-negara di kawasan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk masa depan yang penuh tantangan.
Partisipasi aktif Indonesia, dengan berbagai inisiatif dan strategi yang dibagikan, menunjukkan komitmen kuat terhadap pendidikan yang bermutu dan inklusif. Kolaborasi global menjadi kunci dalam memajukan pendidikan di kawasan Asia Pasifik.
Keberhasilan transformasi digital dalam pendidikan membutuhkan komitmen berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan. Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat krusial untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.