PASANG IKLAN ANDA DISINI 081241591996

Strategi Cerdas Kadin Hadapi Ancaman Tarif Bea Masuk Trump

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan urgensi strategi nasional untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Potensi kebijakan proteksionis ala “Trump 2.0” dan eskalasi perang dagang antar negara adidaya menjadi ancaman nyata yang perlu diantisipasi.

Pernyataan ini disampaikan Anindya dalam acara halalbihalal Kadin di Jakarta Selatan. Ia mendorong Indonesia untuk proaktif mengambil peluang di tengah gejolak global, bukan hanya menjadi penonton pasif. Indonesia harus mampu menjadi pemenang dalam persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat.

Strategi Kadin Menghadapi Ketidakpastian Global

Kadin Indonesia akan segera melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Tujuan utama kunjungan ini adalah membahas tiga agenda penting: transisi energi, penguatan kerja sama dengan U.S. Chamber of Commerce, dan promosi investasi di Milken Institute Global Conference 2025 di Los Angeles.

Baca Juga :  Kementan Pacu Kolaborasi Dorong Stabilitas Harga Livebird dan Sejahterakan Peternak

Kunjungan ini bertujuan untuk menunjukkan keseriusan Indonesia dalam berdagang dan mendapatkan keuntungan yang adil dalam perdagangan bilateral. Koordinasi intensif juga telah dilakukan Kadin dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan kementerian terkait untuk mendukung kesepakatan bilateral yang ditargetkan selesai dalam dua bulan.

Neraca Perdagangan Indonesia-AS dan Rebalancing

Meskipun neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat saat ini masih surplus sekitar USD 18 miliar, impor migas Indonesia yang mencapai USD 40 miliar menjadi perhatian serius. Kadin mendorong relokasi perdagangan yang lebih seimbang untuk memperkuat posisi tawar Indonesia.

Peningkatan ekspor produk unggulan Indonesia seperti alas kaki, elektronik, dan tekstil menjadi prioritas. Masukan dari asosiasi dan Kadin daerah akan sangat penting dalam merumuskan strategi yang tepat dan efektif untuk mencapai keseimbangan perdagangan yang lebih menguntungkan.

Baca Juga :  Bappenas Dorong Kolaborasi: Jakarta Menuju Kota Hijau Inklusif Global

Pergeseran Pola Perdagangan dan Adaptasi Strategi

Anindya mencatat pergeseran pola perdagangan global yang kini lebih berorientasi bilateral daripada multilateral. Ia menyamakannya dengan pendekatan “dagang ala Glodok” yang menekankan negosiasi langsung dan pragmatis. Model ini, meskipun informal, terbukti efektif dalam konteks global saat ini.

Untuk mendukung strategi ini, reformasi regulasi domestik, khususnya terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kuota impor, sangat krusial. Tujuannya adalah untuk menghindari deindustrialisasi dan mendorong industrialisasi berbasis nilai tambah, yang disebut Anindya sebagai “hidirisasi”.

Transisi Energi dan Peluang Baru

Indonesia memiliki potensi besar dalam transisi energi. Sumber daya energi terbarukan seperti panas bumi, surya, air, dan angin, serta ketersediaan mineral kritis, menjadi aset strategis untuk mendukung industri hijau global. Hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing.

Selain Amerika Serikat, Kadin juga menjajaki kerja sama dengan pasar non-tradisional seperti Turki dan negara-negara Uni Eropa. Kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan ke Indonesia telah membuka peluang perjanjian perdagangan baru yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Indonesia.

Baca Juga :  Tarif Baru Ancam Pasar Cokelat Belgia di AS: Produsen dan Konsumen Terdampak

Sinergi dan Optimisme untuk Masa Depan

Anindya mengajak semua pihak, pemerintah pusat dan daerah serta pelaku usaha, untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang global. Dengan respons yang cepat dan tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk memenangkan persaingan global.

Keberhasilan Vietnam dan Malaysia dalam memanfaatkan kebijakan ekonomi global sebelumnya harus menjadi pelajaran berharga. Indonesia perlu melakukan strategi yang lebih cerdik dan proaktif agar dapat bersaing dan bahkan menyalip negara lain dalam era perdagangan global yang penuh dinamika ini. Keberhasilan ini memerlukan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan.

Sebagai tambahan, perlu dipertimbangkan peningkatan kualitas SDM, peningkatan infrastruktur, dan penguatan diplomasi ekonomi untuk mendukung strategi nasional ini. Diversifikasi pasar ekspor juga sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia.

Dapatkan Berita Terupdate dari MerahMaron di:

PASANG IKLAN ANDA DISINI
PASANG IKLAN ANDA DISINI