Ibu hamil sering mengalami bibir kering dan gatal, terutama selama trimester pertama. Kondisi ini menandakan tubuh kekurangan cairan, meskipun umum terjadi dan biasanya bukan pertanda masalah serius. Namun, penting untuk memahami penyebab dan cara mengatasinya.
Trimester pertama kehamilan merupakan periode adaptasi bagi ibu hamil terhadap perubahan fisik dan hormonal dalam tubuhnya. Perubahan ini mempengaruhi berbagai sistem, termasuk kesehatan kulit dan bibir.
Organisasi kesehatan seperti Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) berperan penting dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, termasuk informasi mengenai perawatan kesehatan selama kehamilan.
Faktor Penyebab Bibir Kering dan Gatal Saat Hamil
Bibir kering dan gatal pada ibu hamil terjadi karena kulit bibir yang tipis dan sensitif kekurangan kelembapan. Kulit bibir berbeda dengan kulit di bagian tubuh lain karena tidak memiliki kelenjar minyak alami yang cukup untuk menjaga kelembapannya.
Gejalanya bervariasi, mulai dari sensasi kering dan tertarik hingga pecah-pecah, mengelupas, bahkan luka berdarah, kemerahan, perih, dan bengkak dalam kasus yang parah. Penting untuk mengenali penyebabnya agar dapat ditangani dengan tepat.
Perubahan Hormon
Peningkatan hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan secara signifikan memengaruhi kondisi kulit, termasuk bibir. Fluktuasi hormon ini dapat membuat kulit menjadi lebih kering dan sensitif, sehingga lebih rentan terhadap iritasi.
Kulit bibir yang tipis dan rentan akan lebih mudah mengalami kekeringan dan gatal akibat ketidakseimbangan hormon ini. Menjaga keseimbangan hormon melalui pola hidup sehat sangat dianjurkan.
Dehidrasi
Ibu hamil membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak daripada biasanya untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya dan janin yang sedang berkembang. Kurangnya asupan air putih akan menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi membuat kulit dan bibir kehilangan kelembapan alami, sehingga terasa kering, pecah-pecah, dan gatal. Penuhi kebutuhan cairan harian dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari.
Peningkatan Volume Darah dan Retensi Air
Selama kehamilan, volume darah meningkat hingga 30-50% untuk memenuhi kebutuhan janin. Selain itu, retensi air (penumpukan cairan) dapat menyebabkan pembengkakan (edema) pada beberapa bagian tubuh, termasuk bibir.
Peregangan kulit akibat pembengkakan dapat mengurangi elastisitas dan kelembapan kulit bibir, menyebabkan kekeringan, pecah-pecah, dan gatal. Konsultasikan dengan dokter jika pembengkakan berlebihan.
Paparan Lingkungan
Cuaca ekstrem seperti panas, kering, atau dingin dapat memperburuk kondisi bibir kering. Udara kering, angin, dan sinar matahari langsung menghilangkan kelembapan alami bibir.
Karena bibir tidak memiliki kelenjar minyak, mereka sangat rentan terhadap kekeringan dan iritasi. Lindungi bibir dari paparan langsung sinar matahari dan gunakan pelembap bibir.
Kekurangan Nutrisi
Kehamilan meningkatkan kebutuhan nutrisi, termasuk vitamin B kompleks (B2 dan B6), zat besi, dan zinc. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan kulit dan bibir kering, pecah-pecah, dan gatal.
Konsumsi makanan bergizi seimbang atau konsultasikan dengan dokter mengenai suplemen nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Pengobatan Bibir Kering dan Gatal Saat Hamil
PAFI merekomendasikan beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi bibir kering dan gatal pada ibu hamil. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter sebelum menggunakan obat-obatan, terutama selama kehamilan.
Perlu diingat bahwa setiap individu mungkin bereaksi berbeda terhadap pengobatan. Apa yang efektif untuk satu orang belum tentu efektif untuk orang lain. Observasi diri dan konsultasi medis sangat dianjurkan.
Rekomendasi Obat
Beberapa pilihan pengobatan yang umum direkomendasikan meliputi:
Selain obat-obatan, minum cukup air putih dan menggunakan lip balm dengan SPF dapat membantu menjaga kelembapan bibir. Lip balm dengan SPF melindungi bibir dari kerusakan akibat sinar UV.
Konsultasi dengan apoteker atau dokter sangat penting untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan dan dosis yang tepat serta aman bagi ibu hamil dan janin. Jangan ragu untuk meminta saran dan informasi lebih lanjut dari tenaga medis profesional.