Flashback ke setelah episode 1...
Kakak Rani kecil pergi meninggalkan rumah akibat dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya, orang tua Rani merasa kakaknya sudah diluar dari batas karena sering membawa laki-laki ke rumah dan sering pergi tanpa izin. Rani merasakan hancur seharusnya gadis seusianya mendapatkan kasih sayang yang lebih perhatian dan lain sebagainya namun malah sebaliknya Rani harus memahami keadaan yang tak seharusnya ia pikirkan.
Hampir selama 14 hari orang tua Rani jarang di rumah Meraka pergi mencari kakaknya yang pergi entah kemana hingga pada saat malam darihenpon yang ditinggalkan oleh kakak Rani berbunyi
Tring….tring….tring…halo ( saut Rani)
Halo dek ini kakak( sambil menangis) jangan sedih ya kakak sekarang udah kerja kok udah enak bilang ibu dan bapak tidak mencari lagi kakak dimana..kakak bahagia Tut…Tut…Tut…bunyi telpon yang sudah di matikan oleh kakak Rani
Kakak…kak Rani terus memanggil dan tak ada jawaban
Siapa nak (ibu Rani bertanya dengan binggung)
Kakak Bu (jawab Rani)
Dari telepon itu nomornya disembunyikan dan sulit untuk dilakukan pencarian, hilangnya kakak Rani memmang tidak dilakukan pelaporan karena ibu dan ayah Rani takut Keluarga dari laki-laki yang akan di jodohkan mengetahui. Rani kecil selalu berdoa semoga kakaknya lekas pulang agr kedua orang tuanya tidak bersedih lagi.
Rani tidak memikirkan ujian nasional yang akan di selenggarakan 5 hari lagi dengan beban di pikirkan Rani ia hanya ingin melupakan segalanya tentang masalahnya yang sedang dihadapi oleh dirinya, Rani sangat menyukai suasana hening, ia tidak begitu tertarik dengan permainan bersama teman-teman sebayanya apa lagi di usianya banyak temannya yang sudah pacaran, pacaran saja Rani tidak mengerti dan hanya satu di pikirkan Rani laki-laki itu hanya penghancur dia membenci laki laki.
Ujian nasional akhirnya berlangsung sungguh Rani tidak begitu mengerti dengan apa yang ada didepannya, Rani memang tak begitu pintar apalagi saat di kelas Rani lebih suka bermain dari pada belajar apalagi guru di sekolahnya pilih kasih. Hanya memperdulikan siswa yang disayanginya. Orang tua Rani juga tak begitu perduli dengan Rani hingga Rani pun cuek pada segalanya termasuk dengan ujiannya yang ditakuti oleh semua temannya.
Rani mengerjakan dengan asal asalan. Benar sekali hasilnya ujian Nasional Rani benar-benar ta memuaskn dia urutan terendah ke 10. Dan orang tua Rani cukup cuek pada Rani. Rani pada saat itu akan di taruh di sekolah yang dekat dengan rumahnya ia tak mau dan ia ingin sekali bersekolah di sekolah yang libur di hari Minggu dan ia bersekolah jauh dari rumahnya dengan sarat ia harus bisa mendapatkan peringkat disekolah Rani sepakat pada sarat itu akhirnya di sekolahkan pada sekolah yang jau dan libur di hari Minggu.
SMP itu benar-benar berbeda temany pun aneh-aneh bagi rani yang polos. Disana temanya perempuannya banyak yang sudah panda bersolek, dalam hati saat Rani disuruh memperkenalkan diri “ini mereka mau sekolah apa mau nari sih hehe”
Halo perkenalkan nama saya Rani
Halo rani (teman Rani menjawab )
Kakak kelas nya menyuruh Rani duduk benar saja ranj sebagi siswa baru masih harus di MOS, Rani duduk dan emang Rani gadis cuek dan pendiam,
Hai rani nama aku yesy
Oh Hay yesy
Lalu terdengar kakak kelas yang bisa di bilang idola karena bakatnya menyanyi tapi emang sih keren, Rani yang di di pandang begitu cuek dan datar dengan pandangan padahal seisi kelas membicarakan bahwa kakak kelasnya itu tampan tapi tak sedikit pun Rani menoleh, Rani asik denga bukunya.
Hingga waktu istirahat tiba kakak kelas itu menghampiri rani Yang tengah asik sama yesy bercerita tentang sekolahnya yang dulu.
Oh Hay dek?
Iya. Kak saut yesy
Namamu siapa ?
Yesy kak
Bukan kamu dek tapi yang satunya
“ Rani”(tetap cuek)
Boleh aku ikut gabung dengan kalian
Rani berdiri dan langsung pergi dengan alasan ke kamar mandi. Entah saat itu Rani hanay ingin dapat peringkat disekolah sebagaimana janji pada kedua orang tuanya. Saat malam MOS terakhir kakaknya di saat api unggun tengah bernyanyi
Lagu ini untuk Rani
Rani terkeju dengan ditatap oleh semua temannya, Rani hanya melihat kakak kelasnya dengan wajahnya yang kesal dan cemberut,hal itu malah membuat kakak kelasnya tersenyum, kakak kelasnya itu bernama Ahmad.
Alunan gitar di tengah api unggun dan nyayian merdu Ahmad membuat suasana terasa indah bagi semua siswa tapi bagi Rani itu momen memalukan. Ia sangat
Posting Komentar